Sabtu, 16 Maret 2013

Akankah Banjir Menyadarkan Kita Tentang Alam yang ‘Marah?’


13593589681608392056
Sumber: kiawahislands.org
Banjir kemarin merupakan salah satu cara Tuhan menyatakan teguran NYA pada manusia, dimana sebagai manusia kita terus melakukan eksplorasi bumi tetapi tidak membuat keseimbangan, sehingga bumi kita mengalami ‘dehidrasi’ serta ‘luka’ yang berkepanjangan, sehingga alam pun ‘marah’. Terjadilah banjir badang, walau Tuhan sudah berjanji untuk tidak lagi ‘menghukum’ manusia dengan air bah, seperti di jaman Nabi Nuh …..Ketika banjir badang melanda Jakarta 2007 lalu, atau tahun2 sebelum dan sesudahnya, sebenarnya manusia harus sadar diri, bahwa manuaialah yang terus meng-eksplor bumi dengan semena2 dan tidak membantu bumi untuk ‘menyembuhkan diri’. Tidak banyak orang sadar tentang itu, justru hampir semua tidak sadar ( atau masa bodo ) akan resiko ini. Manusia dengan ketidak-peduliannya terus membangun gedung2 tinggi dengan meng-eksplor tanah dan daratan Jakarta yang sedikit demi sedikit menurunkan daratan sampai akhirnya air lautpun ‘tumpah’ ke daratan. Dan di banyak titik di Jakarta, penurunannya jauh di bawah permukaan air laut sehingga tidak mengherankan, air pasang serta hujan sedikit saja, sudah merendam titik2 itu.Di banyak titik tersebut, ternyatapun bukan hanya daerah2 ’slum’, atau tempat2 kumuh, bahkan banyak titik2 tersebut merupakan daerah menengah keatas bahkan di daerah elit, sehingga pada kenyataannya banjir seharusnya merupakan hasil dari kegiatan manusia yang tidak peduli dengan tempat tinggalnya.Seperti yang aku tuliskan di artikel2ku yang lalu, bahwa banyak orang membangun rumahnya TANPA peduli dengan tanah resapan. Rumahnya terus di ‘beton’ sehingga rumah dan sekelilingnya tidak mempunyai tanah resapan sama sekali, padahal peraturan pemerintah sudah menyebutkan hal itu.Begitu juga tentang ruang Terbuka Hijau ( RTH ), yang seharusnya di Jakarta lebih dari 25% merupakan RTH. Artinya, lebih dari 25% Jakarta adalah taman serta tanah terbuka untuk penyerapan tanah. Tetapi pada kenyataannya, runag2 terbuka hijau ini, justru ditempati dan diambil oleh bangunan2, rumah2 atau daerha2 slum, dan itu sudah ada sejak dahulu. Sehingga pemerintahan yang sekarang susah untuk ‘mngambilnya’ kembali dengan banyak alasan serta biaya yang mahal. Coba lihat di beberpa tulisanku Slogan ‘Jakarta Bebas Banjir’, Tetapi Tidak Peduli dengan Penyerapan‘Green Living’ : Hidup Bersahabat dengan BumiJakarta Bebas Banjir? Berusahalah untuk Mengelola ‘Ruang Terbuka Hijau!’dan Pak Jokowi, Bagaimana dengan ‘Reboisasi’ Pohon yang Tumbang dan Penghijauan Jakarta ?Juga banjir berhubungan dengan daerah hulu, sebuah daerah penyangga Jakarta yang seharusnya membantu Jakarta untuk tidak menjadi lebih buruk. Daerah penyangga Jakarta ini berada di sekitar Jakarta yang ‘menjaga’ Jakarta, yaitu Dejabotabek. Tetapi pada kenyataannya justru daerha2 penyangga tersebut justru membawa Jakarta menjadi lebih buruk. Sebuah daerah hulu yang gundul, menjadikan Jakarta akan mengalami banjir lebih buruk lagi, selain air laut yang sudah mencapai daratan Jakarta, jauh melebihi normal …… Bisa dilihat di tulisanku Puncak Terus Menjadi Obyek Bisnis, Lalu Bagaimana dengan Hutan Lindung dan Banjir Jakarta?Itu baru dari sisi Ruang Terbuka Hijau, untuk mengantisipasi banjir di Jakarta. Bagaimana dengan cerita tentang reklamasi? Seperti di artikel2ku tentang reklamasi, salah satunya membuat Jakarta ‘tenggelam’, dengan banyak hasilnya yang sudah terekam tentang rob ( air laut pasang yang ‘masuk’ ke daratan Jakarta ). Bisa dilihat di tulisanku Bagaimana Tata Ruang Wilayah Jakarta 2010-2030 Tentang Reklamasi? , Berlomba dan ‘Mendewakan’ Proyek Atas Nama Penyelamatan Jakarta? Aaah ….. , Pertahanan Pantai Jakarta : Benarkah GSW adalah Solusinya ?Begitu juga tentang sedikit solusi untuk mengatasi banjir di Jakarta. Pun sepertinya kita semua bersama dena pemda masih belum menyadari bahwa salah satu penyebab banjir di jakarta adalah tidak adanya peta kontur Jakarta ( lihat tulisanku Banjir di Jakarta, Penyebab Serta (Sedikit) Saran Mengatasinya dan Jakarta Butuh Peta Contour 3 Dimensi untuk Kebijakkan Banjir ), sehingga semua orang yang membangun gedung atau rumah di Jakarta seenaknya saja meninggikan bangunan atau rumah mereka, TANPA menganalisa sama sekali lingkungannya. Sehingga ketika bangunan atau rumahnya dibangun dan ketingginya di atas lingkungan sekelilingnya, air hujan akan mengalir di lingkungan sekelilingnya dan merendam semuanya, padahal bangunan dan rumah mereka tidak terendam ….. Dan siapa yang merasakan dampaknya? Kita semuanya juga, karena bangunan dan rumah yang tidak terendam tetapi tidak bisa kemana2 ……Belum lagi soal kebersihan dan buang sampah sebarangan. Belum lagi soal orang2 yang membuat sungai menjadi sempit dan dangkal karena sampah dan bagunan, seperti di tulisan ini‘Rusun Kampung Deret’: Konsep Menarik bagi Warga Jakarta, Tetapi …..Dan banyak lagi yang lain sebagai penyebab banjir, khususnya di Jakarta …..Terlepas dari ‘force majour’, banjir tetap merupakan hasil dan resiko2 dimana manusia meng-eksplore alam secar membabi buta ddan tidak menyeimbagkannya. Bukan hanya di Jakarta saja, banjir sekarang sudah menjadi ‘fenomena alam’ di dunia, karena salah satunya adanya global warming. Dan global warming pun salah satunya penyebabnya adalah ulah manusia juga. Manusia2 yang peduli dan sadar akan dampak2nya, hanya sedikit dibandingkan manusia2 yang tidak sadar dan sama sekali tidak peduli dengan bumi kita.Dan terlepas dari itu semua, seyogyanya, semua orang, tidak pandang bulu, terus mengupayakan agar bumi kita, khususnya Jakarta, mampu membuat tempat tinggal bagi kita semua yang aman, nyaman dan mensejahterakan semuanya. Jangan kita ber-masa bodo dengan sekeliling kita, karena banyak sekali resiko2 yang kita harus tanggung, salah satuna banjir. Dimana banjir tidak menngenal usia, tidak mengenal kaya dan miskin, dan tidak mengenal semuanya. Semua orang terkena dampaknya, semua orang bisa menjadi korbannya …../p>


Sumber : http://green.kompasiana.com/iklim/2013/01/28/akankah-banjir-menyadarkan-kita-tentang-alam-yang-marah-523601.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Design By:
SkinCorner